Minggu, 31 Maret 2019

Geo Wisata EX Aneka Tambah (ANTAM)

Cibeber
156 km

Geo Wisata EX Aneka Tambah (ANTAM)

Oleh: Operator Website

Di Banten sebenarnya terdapat berbagai obyek geologi yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata, sebagai salah satu contoh adalah bekas tambang emas di daerah Cikotok, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak. Telah tercatat di dalam sejarah bahwa penambangan emas di Banten telah dimulai dari sejak zaman Belanda yaitu di Cikotok ini. Cikotok telah ditemukan sejak tahun 1839 yang kemudian dieksploitasi mulai tahun 1936 oleh perusahaan Belanda N.V. Mijnbauw Maatschapij Zuid Bantam (MMZB). Pada  1939 hingga tahun 1942 terpaksa terhenti akibat terjadinya Perang Dunia II. Selama pendudukan Jepang 1942 – 1945, kegiatan tambang dikerjakan oleh perusahaan Jepang Mitsui Kosha Kabushiki Kaisha tetapi tidak menambang emas melainkan timah hitam timbal (Pb) di Cirotan untuk keperluan produksi amunisi.

Pada masa pemerintahan Sukarno tahun 1958, tambang emas Cikotok diresmikan dan dikerjakan oleh NV Tambang Emas Tjikotok (TMT) yang berada di bawah manajemen NV Perusahaan Pembangunan Pertambangan (P3). Setelah beberapa kali berganti induk perusahaan, pada tanggal 5 Juli 1968 tambang emas Cikotok dikelola oleh PN Aneka Tambang (BUMN) yang lalu berubah menjadi PT Aneka Tambang sejak 1974 dan sekarang kemudian dikenal sebagai PT Antam.

Bekas  pertambangan emas Cikotok  akan menjadi artefak benda cagar budaya, monument kejayaan pertambangan emas di Banten dan dapat dijadikan tujuan wisata ilmiah dan juga dapat di manfaatkan menjadi tempat pendidikan atau laboratorium alam bagi ilmu kebumian.

Tambang emas Cikotok telah mengalami perjalanan yang sangat panjang, dimulai dari zaman belanda tahun 1936, zaman penjajahan jepang, jaman kemerdekaan dan berakhir di era reformasi ini karena telah kehabisan cadangan.  Dalam perjalanannya yang panjang, selain telah dihasilkan berton-ton emas dari wilayah Cikotok, Cirotan dan Cikidang. Tambang Cikotok telah kehabisan cadangan karena wilayahnya telah ditetapkan menjadi Taman Nasional Gunung Halimun - Salak yang menjadi wilayah konservasi hutan sehingga seluruh aktivitas pertambangan harus berakhir. Namun demikian hingga saat ini kegiatan penambangan liar oleh masyarakat tetap dilaksanakan dan setiap harinya berkilo-kilo emas dihasilkan dari tambang liar tersebut.

Tautan Situs